PENGERTIAN
TENTANG PENGUKURAN KINERJA
Pengukuran kinerja digunakan sebagai
dasar untuk melakukan penilaian kinerja, yaitu untuk menilai sukses atau
tidaknya suatu organisasi,
program, atau kegiatan. Pengukuran kinerja di organisasi sektor public bukanlah hal mudah. Salah satu nya disebabkan oleh tidak adanya sebuah teknik atau cara yang baku untuk melakukan nya.
Diskusi dan
wacana tentang hal ini berkembang setidaknya dalam 3 hal. Pertama, apa yang
diukur. Kedua, bagaimana mengukurnya. Ketiga, bagaimana melaporkan nya.program, atau kegiatan. Pengukuran kinerja di organisasi sektor public bukanlah hal mudah. Salah satu nya disebabkan oleh tidak adanya sebuah teknik atau cara yang baku untuk melakukan nya.
Pengukuran kinerja merupakan suatu
proses sistematis untuk menilai apakah program atau kegiatan yang telah
direncankan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana tersebut, dan yang lebih
penting adalah apakah telah mencapai keberhasilan yang telah ditargetkan pada
saat direncanakan.
Secara umum, pengukuran kinerja
menujukkan hasil dari implementasi sebuah kegiatan atau kebijakan, tetapi
pengukuran kinerja tidak menganalisis alasan hal ini dapat terjadi atau
mengidentifikasi perubahan yang perlu dilakukan terhadap tujuan dari kegiatan
atau kebijakan. Berikut tujuan penilaian kinerja disektor public:
1.
Mengetahui
tingkat ketercapaian tujuan organisasi
Pengukuran
kinerja pada organisasi sektor public digunakan untuk mengetahui ketercapaian
tujuan organisasi.
2.
Menyediakan
sarana pembelajaran pegawai
Pengukuran
kinerja merupakan pendekatan sistematik dan terintegrasi untuk memperbaiki
kinerja organisasi dalam rangka mencapai tujuan strategic organisasi serta
mewujudkan visi dan misinya.
3.
Memperbaiki
kinerja periode-periode berikutnya
Pengukuran
kinerja dilakukan sebagai sarana pembelajaran untuk perbaikan kinerja di masa
mendatang.
4.
Memberikan
pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan keputusan pemberian penghargaan
dan hukuman
Pengukuran
kinerja bertujuan memberikan dasar sistematik bagi manajer untuk memberikan
reward (misalnya kenaikan gaji, tunjangan dan promosi) atau punishment
(misalnya pemutusan kerja, penundaan promosi dan teguran).
5.
Memotivasi
pegawai
Pengukuran
kinerja bertujuan meningkatkan motivasi pegawai.
6.
Menciptakan
akuntabilitas public
Pengukuran
kinerja merupakan salah satu alat untuk mendorong terciptanya akuntabilitas
publik.
VALUE
FOR MONEY
Yaitu
indicator yang memberikan informasi kepada kita apakah anggaran (dana) yang
dibelanjakan menghasilkan suatu nikai tertentu bagi masyarakatnya. Dalam konsep
ini, indicator yang dimaksud adalah ekonomi, efisien dan efektif.
Ekonomi
Konsep
ekonomi sangat terkait dengan konsep biaya untuk memperoleh unit input. Input
dibagi menjadi dua, yaitu input primer dan input sekunder. Input primer adalah
kas, sedangkan input sekunder adalah bahan baku, orang, infrastruktur, dan
masukan lainnya yang digunakan untuk proses menghasilkan output.
Efisiensi
Efisiensi adalah hubungan antara barang
dan jasa (output) yang dihasilkan sebuah kegiatan atau aktivitas dengan sumber
daya (input) yang digunakan. Suatu organisasi, program, atau kegiatan dikatakan
efisien apabila mampu menghasilkan output tertentu dengan input
serendah-rendahnya, atau dengan input tertentu menghasilkan output
sebesar-besarnya. Oleh karena itu, efisiensi dapat ditingkatkan dengan empat
cara, yaitu :
1. Menaikan output untuk input yang sama
2.
Menaikan
output lebih besar daripada proporsi peningkatan input
3.
Menurunkan
input untuk output yang sama
4.
Menurunkan
input lebih besar daripada proporsi penurunan output
Efektivitas
Efektivitas merupakan hubungan output dengan tujuan.
Semakin besar kontribusi output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin
efektif organisasi, program atau kegiatan.
Berdasarkan
uraian ketiga, indicator kinerja organisasi sektor publik dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Efisiensi terkait dengan input dan
output
2.
Efektivitas
terkait dengan output
3. Ekonomi terkait dengan input
Khusus untuk pengukuran outcome, dibutuhkan beberapa
strategi khusus berikut mengingat beberapa karakteristik khas sebuah outcome.
1.
Outcome
tercapai dalam jangka menengah, tidak secara langsung setelah sebuah kegiatan
dilaksanakan.
2.
Outcome
seringkali tercapai dengan adanya factor diluar kendali organisasi sektor public.
3.
Beberapa
outcome bersifat kualitatif.
PELAPORAN KINERJA
Informasi tentang kinerja dalam bentuk
laporan pertanggungjawaban menjadi informasi yang paling krusial untuk
kepentingan evaluasi. Tanpa laporan kinerja dalam proses pertanggungjawaban,
siklus penganggaran berbasis kinerja menjadi tidak lengkap. Anggaran kinerja
merencanakan uang dan kinerja. Karena itu, penggunaan uang dan pencapaian
kinerja yang bersangkutan harus dipertanggungjawabkan pada akhir periode
penganggaran. Proses audit pun seharusnya menjadi satu kesatuan antara audit
laporan keuangan dan audit kinerja.
Sebagai sebuah media yang menyampaikan informasi
tentang kinerja, informasi dalam laporan kinerja setidaknya memuat informasi
berikut :
1.
Informasi
tentang realisasi input
2.
Analisis
ekonomi
3.
Informasi
tentang realisasi output
4.
Analisis
efisiensi
5.
Informasi
tentang capaian outcome
6.
Analisis
efektivitas
Informasi tentang realisasi input
disajikan berdasarkan data realisasi anggaran berdasarkan catatan akuntansi
atau sumber keuangan lainnya. Informasi ini diikuti dengan analisis keekonomian
yang akan menghasilkan kesimpulan keekonomian sebuah kegiatan atau aktivitas
yang dilakukan.
Informasi tentang realisasi output
disajikan berdasarkan laporan pelaksanaan kegiatan, baik data tentang
penyelenggaraan kegiatan maupun data kuantitatifnya. Informasi ini diikuti oleh
analisis efisiensi dengan menghubungkan dengan informasi input yang sebelumnya
telah diolah untuk menghasilkan sebuah kesimpulan apakah sebuah kegiatan atau
aktivitas tersebut telah dilaksanakan secara efisien.
Untuk melakukan analisis efektivitas,
data outcome diolah dan disajikan pada beberapa cara tertentu. Salah satunya
adalah melakukan perbandingan. Data actual dapat dibandingkan dengan data tahun
sebelumnya, target yang ditetapkan, atau dengan organisasi lain.
Analisis efektivitas juga sangat
bergantung pada kemampuan organisasi mengumpulkan data dan informasi tentang
outcome.
LAPORAN AKUNTABILITAS
KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
Setiap instansi pemerintah wajib
menyiapkan, menyusun, dan menyampaikan laporan inerja secara tertulis,
periodic, dan melembaga. Pelaporan kinerja ini dimaksudkan untuk
mengomunikasikan capaian kinerja instansi pemerintah dalam suatu tahun anggaran
yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran instansi pemerintah.
Instansi pemerintah yang bersangkutan harus mempertanggungjawabkan serta
menjelaskan keberhasilan dan kegagalan tingkat kinerja yang dicapainya.
Kemudian, pelaporan kinerja oleh instansi pemerintah ini dituangkan dalam
dokumen Laporan Akuntanbilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). LAKIP dapat
dikategorikan sebagai laporan rutin karena paling tidak disusun dan disampaikan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan setahun sekali.
Penyusunan LAKIP harus mengikuti
prinsip-prinsip pelaporan pada umumnya, yaitu laporan harus disusun secara
jujur, objektif, akurat, dan transparan. Disamping itu, perlu pula diperhatikan
hal-hal berikut.
1.
Prinsip
lingkup pertanggungjawaban. Hal-hal yang dilaporkan harus proporsional dengan
lingkup kewenangan dan tanggungjawab masing-masing serta memuat kegagalan dan
keberhasilan.
2.
Prinsip
prioritas. Hal-hal yang dilaporkan adalah hal-hal penting dan relevan bagi
pengambilan keputusan dan pertanggungjawaban instansi yang diperlukan untuk
upaya-upaya tindak lanjutnya.
3.
Prinsip
manfaat. Yaitu manfaat laporan harus lebih besar daripada biaya penyusunannya,
dan laporan harus bermanfaat bagi peningkatan pencapaian kinerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar