Penyebab Buruknya Perekonomian Indonesia:
1.
Inflasi yang sangat tinggi, hal ini
disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata uang di negara kita yang
sangat tidak terkendali. Pada waktu itu, untuk sementara waktu pemerintah RI
menyatakan tiga mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang
De
Javashe Bank ,mata uang pemerintah Hindia Belanda,dan mata uang pendudukan
Jepang. banyaknya uang yang beredar di negara kita menyebabkan harga-harga di
negara kita menjadi meningkat.
2.
Adanya blockade ekonomi oleh Belanda
sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu perdagangan luar negeri RI.
3.
Kas negara kosong.
4.
Ekspliotasi besar-besaran dimasa
penjajahan.
Usaha - Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan
ekonomi:
1.
Bangsa kita melakukan Program Pinjaman
oleh menteri keuangan IR.
2.
Upaya melakukan blokade dengan
menawarkan bantuan padi sebanyak 500.000 ton ke india (karena india merupakan
Negara yang mempunyai nasib sama seperti Indonesia yang pernah di jajah) dan
india menyerahkan obat-obatan ke Indonesia.
3.
Konferensi Ekonomi pada bulan februari
1946, yang tujuannya untuk memperoleh kesepakatan yang bulat ketika
menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesar, seperti : masalah
produksi, makanan, sandang.
4.
Pembentukan Planning Board (Badan
Perancang Ekonomi ) pada tanggal 19 januari 1947.
Upaya- upaya tersebut
tahun ke tahun terus dilakukan untuk merubah perekonomian Indonesia sedikit
demi sedikit. Dan Pada saat Demokrasi Terpimpin sekitar tahun 1959-1967.
Sebagai akibat dari dekrit Presiden 5 Juli 1959 Indonesia menjalankan sistem
demokrasi terpimpin yang isinya segala sesuatu baik stuktur ekonomi
indonesia diatur sepenuhnya oleh pemerintah. Hal ini di lakukan agar dapat
membawa kemakmuran masyarakat indonesia. Akan tetapi, kebijakan ini belum
dapat memperbaiki keadaan kondisi di negara ini. hal ini di lihat ketika
pemerintah menjadikan uang Rp 1.000 menjadi Rp. 1 Sehingga uang rupiah baru mestinya
dihargai 1000 kali lipat uang rupiah lama, tapi di masyarakat uang rupiah baru
hanya dihargai 10 kali lipat lebih tinggi. Maka tindakan pemerintah untuk
menekan angka inflasi ini malah meningkatkan angka inflasi.
Beberapa kebijakan pemerintahan Soekarno diantaranya :
Nasionalisasi Bank Java menjadi Bank
Indonesia
1.
Menghadapi ”watak kolonial” yang masih
bercokol terutama di lapangan ekonomi, pemerintah berupaya mengambil langkah
untuk menyelamatkan sektor yang dianggap strategis, terutama perbankan. Pada tahun
1953, dilakukan nasionalisasi terhadap Bank Java dan kemudian namanya berubah
menjadi ”Bank Indonesia”. Serta membentuk dua Financial Bank yaitu: Bank
Industri Negara (BIN) yang akan membiayai proyek-proyek indutri; dan Bank
Negara Indonesia (BNI) yang menyediakan foreign-exchange sekaligus membiayai
kegiatan impor.
2.
Mengamankan usaha-usaha yang menyangkut
harkat hidup orang banyak
3.
Langkah pemerintah berikutnya adalah
mengamankan usaha-usaha yang menyangkut harkat hidup orang banyak, seperti:
balai gadai, beberapa wilayah pertanian yang penting, pos, telepon, listrik,
pelabuhan, pertambangan batu bara dan rel kereta. Selanjutnya pemerintah
membiayai perusahan negara melalui BIN di sektor produksi semen, tekstil,
perakitan mobil, gelas, dan botol.
4.
Berusaha memutuskan kontrol Belanda
dalam bidang perdagangan ekspor-impor
5.
Langkah terakhir pemerintah adalah
berusaha memutuskan kontrol Belanda dalam bidang perdagangan ekspor-impor
dengan mendirikan Pusat Perusahaan Perdagangan pada tahun 1948 untuk mengekspor
produk pertanian Indonesia. Pemerintah juga mendirikan USINDO pada tahun 1956
untuk mengekspor industri manufaktur -yang dibiayai oleh BIN- dan mengimpor
bahan mentah untuk keperluan industri mereka.
6.
Serta beberapa kebijakan lainya yang
ditujukan untuk memajukan perekonomian indonesia.
Hampir seluruh program
ekonomi pemerintahan Soekarno kandas di tengah jalan. sistem ekonomi terpimpin
menuntut seluruh unsur perekonomian Indonesia menjadi alat revolusi. Dalam
ekonomi terpimpin, kegiatan perekonomian ditekankan pada konsepsi gotong royong
dan kekeluargaan sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 33 UUD 1945. Dalam
perkembangan selanjutnya, kegiatan ekonomi pada masa terpimpin juga dilandaskan
atas strategi dasar ekonomi Indonesia yang diamanatkan dalam Deklarasi Ekonomi
(DEKON) oleh Presiden Soekarno pada tanggal 28 Maret 1963.
Pada masa orde lama ada dua pelaksanaan :
1. Masa Demokrasi Liberal (1950-1957)
Masa ini disebut masa
liberal, karena dalam politik maupun sistem ekonominya menggunakan
prinsip-prinsip liberal. Perekonomian diserahkan pada pasar sesuai teori-teori
mazhab klasik yang menyatakan laissez faire laissez passer.Padahal pengusaha
pribumi masih lemah dan belum bisa bersaing dengan pengusaha nonpribumi,
terutama pengusaha Cina. Pada akhirnya sistem ini hanya memperburuk kondisi
perekonomian Indonesia yang baru merdeka.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah ekonomi, antara lain :
a.
Gunting Syarifuddin, yaitu pemotongan
nilai uang (sanering) 20 Maret 1950, untuk mengurangi jumlah uang yang beredar
agar tingkat harga turun.
b.
Nasionalisasi De Javasche Bank menjadi
Bank Indonesia pada 15 Desember 1951 lewat UU no.24 th 1951 dengan fungsi
sebagai bank sentral dan bank sirkulasi.
c.
Program Benteng (Kabinet Natsir), yaitu
upaya menumbuhkan wiraswastawan pribumi dan mendorong importir nasional agar
bisa bersaing dengan perusahaan impor asing dengan membatasi impor barang
tertentu dan memberikan lisensi impornya hanya pada importir pribumi serta
memberikan kredit pada perusahaan-perusahaan pribumi agar nantinya dapat
berpartisipasi dalam perkembangan ekonomi nasional. Namun usaha ini gagal,
karena sifat pengusaha pribumi yang cenderung konsumtif dan tak bisa bersaing
dengan pengusaha non-pribumi.
d.
Sistem ekonomi Ali-Baba (kabinet Ali
Sastroamijoyo I) yang diprakarsai Mr Iskak Cokrohadisuryo, yaitu penggalangan
kerjasama antara pengusaha cina dan pengusaha pribumi. Pengusaha non-pribumi
diwajibkan memberikan latihan-latihan pada pengusaha pribumi, dan pemerintah
menyediakan kredit dan lisensi bagi usaha-usaha swasta nasional. Program ini
tidak berjalan dengan baik, karena pengusaha pribumi kurang berpengalaman,
sehingga hanya dijadikan alat untuk mendapatkan bantuan kredit dari pemerintah.
e.
Pembatalan sepihak atas hasil-hasil KMB,
termasuk pembubaran Uni Indonesia-Belanda. Akibatnya banyak pengusaha Belanda
yang menjual perusahaannya, akan tetapi pengusaha-pengusaha pribumi belum bisa
mengambil alih perusahaan-perusahaan tersebut.
2. Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1967)
Sebagai akibat dari
dekrit presiden 5 Juli 1959, maka Indonesia menjalankan sistem demokrasi
terpimpin dan struktur ekonomi Indonesia menjurus pada sistem etatisme
(segala-galanya diatur oleh pemerintah). Dengan sistem ini, diharapkan akan
membawa pada kemakmuran bersama dan persamaan dalam sosial, politik, dan
ekonomi (Mazhab Sosialisme). Akan tetapi, kebijakan-kebijakan ekonomi
yang diambil pemerintah di masa ini belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi
Indonesia, antara lain :
a.
Devaluasi yang diumumkan pada 25 Agustus
1959 menurunkan nilai uang. Uang kertas pecahan Rp 500 menjadi Rp 50, uang
kertas pecahan Rp 1000 menjadi Rp 100, dan semua simpanan di bank yang melebihi
25.000 dibekukan. (Devaluasi yang dilakukan pada 13 Desember 1965 menjadikan
uang senilai Rp 1000 menjadi Rp 1. Sehingga uang rupiah baru mestinya dihargai
1000 kali lipat uang rupiah lama, tapi di masyarakat uang rupiah baru hanya
dihargai 10 kali lipat lebih tinggi. Maka tindakan pemerintah untuk menekan
angka inflasi ini malah meningkatkan angka inflasi.)
b.
Pembentukan Deklarasi Ekonomi (Dekon)
untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin. Dalam
pelaksanaannya justru mengakibatkan stagnasi bagi perekonomian Indonesia.
Bahkan pada 1961-1962 harga barang-baranga naik 400%.
Kelebihan dan Kelemahan Kepemerintahan Soekarno
Kelebihan
1.
Nasionalisasi Bank Java menjadi Bank
Indonesia.
2.
Mengamankan usaha-usaha yang menyangkut
harkat hidup orang banyak, sehingga dapat di manfaatkan oleh rakyat.
3.
Berusaha memutuskan kontrol Belanda
dalam bidang perdagangan ekspor-impor. Serta beberapa kebijakan lainya yang
ditujukan untuk memajukan perekonomian indonesia.
4.
Sejak tahun 1955, pembangunan ekonomi
mulai meramba ke proyek-proyek besar. Hal ini dikuatkan dengan keluarnya
kebijakan Rencana Pembangunan Semesta Delapan Tahun (1961). Kebijakan ini
berisi rencana pendirian proyek-proyek besar dan beberapa proyek kecil untuk
mendukung proyek besar tersebut.
5.
Rencana ini mencakup sektor-sektor
penting dan menggunakan perhitungan modern. Namun sayangnya Rencana Pembangunan
Semesta Delapan Tahun ini tidak berjalan atau dapat dikatakan gagal karena
beberapa sebab seperti adanya kekurangan devisa untuk menyuplai modal serta
kurangnya tenaga ahli.
6.
Dapat menghasilkan rencana produksi lima
tahun yang dikenal dengan nama Kasimo Plan.
7.
Melakukan Kebijakan atas pemotongan
nilai mata uang.Keuntungan dari kebijakan ini adalah rakyat kecil tidak
dirugikan karena yang memiliki uang Rp. 2,50 ke atas hanya orang-orang kelas
menengah dan kelas atas. Dengan kebijakan ini dapat mengurangi jumlah uang yang
beredar ,maka pemerintah mendapat kepercayaan dari pemerintah Belanda dengan
mendapat pinjaman sebesar Rp. 200 juta.
8.
Dapat menumbuhkan kelas pengusaha
dikalangan bangsa Indonesia.
9.
Para pengusaha pribumi secara bertahap
dapat berkembang menjadi maju.
10.Dapat bekerjasama antara pengusaha pribumi dan non pribumi dalam memajukan
perekonomian Indonesia.
Kelemahan
1.
Terjadinya pengeluaran besar-besaran
yang bukan ditujukan untuk pembangunan dan pertumbuhan ekonomi melainkan berupa
pengeluaran militer untuk biaya konfrontasi Irian Barat, Impor beras, proyek
mercusuar, dan dana bebas (dana revolusi) untuk membalas jasa teman-teman dekat
dari rezim yang berkuasa.
2.
Perekonomian juga diperparah dengan
terjadinya hiperinflasi yang mencapai 650%. Selain itu Indonesia mulai
dikucilkan dalam pergaulan internasional dan mulai dekat dengan negara-negara
komunis.
3.
Adanya blokade ekonomi oleh Belanda
sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu perdagangan luar negri RI.
4.
Kas negara kosong.
5.
Buruk nya perekonomian karena Pengusaha
pribumi kalah dalam bersaing dengan pengusaha nonpribumi yang di sebabkan
perekonomian di serahkan pada pasar sesuai teori-teori mazhab klasik yang
menyatakan laissez faire laissez passer.
6.
Pembentukan Deklarasi Ekonomi (Dekon)
untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin. Dalam
pelaksanaannya justru mengakibatkan stagnasi bagi perekonomian Indonesia.
Bahkan pada 1961-1962 harga barang-barang naik 400%.
7.
Devaluasi yang dilakukan pada 13
Desember 1965 menjadikan uang senilai Rp 1000 menjadi Rp 1. Sehingga uang
rupiah baru mestinya dihargai 1000 kali lipat uang rupiah lama, tapi di
masyarakat uang rupiah baru hanya dihargai 10 kali lipat lebih tinggi. Maka
tindakan pemerintah untuk menekan angka inflasi ini malah meningkatkan angka inflasi.
8.
Kegagalan-kegagalan dalam berbagai
tindakan moneter itu diperparah karena pemerintah tidak menghemat
pengeluaran-pengeluarannya.
9.
Pada masa ini banyak proyek-proyek
mercusuar yang dilaksanakan pemerintah, dan juga sebagai akibat politik
konfrontasi dengan Malaysia dan negara-negara Barat.Sekali lagi, ini juga salah
satu konsekuensi dari pilihan menggunakan sistem demokrasi terpimpin yang bisa
diartikan bahwa Indonesia berkiblat ke Timur (sosialis) baik dalam politik,
ekonomi, maupun bidang-bidang lain.
10.Beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali.
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut